
Kisah Haru Dibalik Senyum Lansia Pedangang Kerupuk
terkumpul dari target Rp 50.000.000
"Kurupuukk.. Kurupuukkkk.. Barade A? Lima rebuan.." Ujar Abah dengan tersenyum menawarkan dagangan nya.
Lansia berumur 78 thn ini adalah Abah Suhadi. Beliau seorang pedagang kerupuk keliling. Sudah 20 tahun beliau berjualan dan sampai sekarang masih terlihat bersemangat meskipun usia sudah senja.
Yang namanya jualan kadang sepi kadang rame, kadang Abah seharian keliling hanya mendapat paling besar 50 ribu, itupun kalau kerupuknya habis, kalau tidak habis dijual kembali di keesokan hari nya.
Kerupuk yang Abah jual bukan milik pribadi, melaikan milik orang lain, jadi mau laku atau tidak abah tetap harus setor ke pemiliknya.
Memanggul gerobak kerupuk yang cukup berat membuat Abah sering merasakan sakit pinggang, sehingga berjualan tidak hanya berjalan kaki, terkadang mangkal di tempat-tempat rame seperti di alun-alun, atau di pinggir jalan yang terlihat rame orang-orang lalu lalang.
Banyak cerita Abah saat berjualan, mulai dari pernah di palak oleh preman sekitar, padahal uang tersebut harus di setorkan dan untuk abah makan. Ada yang oernah memberi uang palsu ketika malam hari, sehingga uangnya tidak terlihat. Namun dibalik semua kepedihan itu Abah masih terus berjualan dan tak lupa bersyukur karena bagi nya keselamatan diri lebih penting.
Kini Abah hanya tinggal berdua dengan istrinya di rumah kontrakan kecil di sudut kota. Beruntung Abah mempunyai istri yang baik, saat dirumah sering dipijit, maklum di usia nya sekarang Abah sering terasa pegal-pegal, pernah di cek ke dokter Abah mempunyai masalah di usus nya. Yang menyebabkan abah jarang sekali makan nasi.
"Abah mah makan nasi klo ada saja, paling 2 hari sekali, klo lapar abah cukup ngemil makanan yang ada saja sama minum air putih." Ujar Abah.
Namun dengan kondisi yang jarang makan begitu, Abah hanya mempunyai tekad dan niat yang kuat, agar tetap bisa berjualan kerupuk setiap hari nya. Meskipun hidup aerba kekurangan Abah tak lupa untuk terus berdoa dan sholat 5 waktu.
Harapan Abah hanya ingin mempunyai rumah yang layak, karena rumah yang dahulu ditempatinya sudah roboh dan tak bisa ditinggali lagi, sehingga sekarang terpaksa mengontrak. Dan mempunyai modal usaha agar bisa menjual kerupuk milik sendiri.
Sahabat kebaikan, diluar sana masih banyak lansia yang masih harus berjuang mencari nafkah di usia mereka yang sudah seharusnya beristirahat. Cerita dari Abah Suhadi hendaknya menjadi motivasi agar kita terus berjuang dan bersemangat bagaimanapun keadaan kita sekarang. Mari bantu Abah Suhadi, sedikit rejeki dari kita sangat berarti untuk beliau.
Disclaimer: Donasi yang terkumpul akan di gunakan untuk modal usaha dan memenuhi segala kebutuhan Abah Suhadi. Selain itu, akan digunakan untuk implementasi program dan para penerima manfaat lainnya di bawah naungan Yayasan Global Sedekah Movement.

Kisah Haru Dibalik Senyum Lansia Pedangang Kerupuk
terkumpul dari target Rp 50.000.000