Sejak bayi Bu Noneng harus merasakan rasa sakit yang begitu luar biasa. Tubuhnya harus merasakan kejang yang tak pernah berhenti sampai hilang kesadarannya.

Rasa sakit itu bermula saat Bu Noneng usia 4 bulan. Air matanya senantiasa mengalir, kejang demi kejang seolah tak pernah berhenti menghantui kehidupan sehari-harinya sampai saat ini.

Tak ada obat apapun yang dimilikinya. Saat kejang itu muncul, mulut, tangan, dan kaki bu Noneng kaku. Air matanya mengalir sambil melantunkan ayat-ayat suci Al-Quran dengan menahan rasa sakit yang tiada tara.

Rasa sakit itu kini semakin bertambah. Terlebih jika Bu Noneng merasa kaget. Badannya langsung kaku dengan kejang demi kejang yang terus dirasakan oleh badannya hingga hilang kesadarannya.

Dalam kondisi hamil, Bu Noneng pun harus menerima kenyataan suaminya tega menceraikan dirinya dan memilih pergi dengan wanita lain.

Saat saya hamil, suami saya pergi dan menceraikan saya..." ~Ungkap bu Noneng dengan mata yang berkaca-kaca

Tak pernah terbayang bagaimana rasa sakit yang kini harus dialami oleh bu Noneng. Hanya doa dan air mata yang kini bu Noneng miliki.

"Walaupun saya sakit, saya akan terus berjuang membesarkan anak saya semampu yang saya bisa. Saya akan berusaha memberikan yang terbaik untuk anak saya, agar kelak menjadi anak yang sholeh dan bisa sekolah setinggi-tingginya" ~Ungkap Bu Noneng

Kini bu Noneng hidup berdua bersama anak semata wayangnya Awaludin (8 tahun) di sebuah rumah peninggalan orang tuanya. 

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, dengan merangkak bu Noneng jualan jajanan anak di depan rumahnya. Itu pun tak banyak yang bisa Bu Noneng dapatkan, dalam sehari sebesar 10 - 15 ribu. 

Uang itu Bu Noneng pergunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan biaya sekolah Awaludin anaknya.

"Sebenarnya setiap bergerak itu sakit banget... tapi saya harus kuat. Kasian awaludin anak saya kalau saya menyerah." ~Ungkap bu Noneng dengan mata berkaca-kaca

Di lubuk hatinya yang paling dalam dengan keterbatasan dan rasa sakit yang kini bu Noneng rasakan. Bu Noneng ingin sekali memiliki modal usaha yang layak agar bisa menafkahi dan menyekolahkan Awaludin sampai dewasa nanti.

Sahabat kebaikan, perjuangan bu Noneng begitu luar biasa. Kita bisa menemani bu Noneng untuk mewujudkan cita-citanya agar bisa hidup layak dan menyekolahkan anaknya dengan menyisihkan sebagian rezeki yang kita miliki.