
Pilu, Bantu Perjuangan Sendi Yatim Piatu Berdaya
terkumpul dari target Rp 50.000.000
Tangisannya terus terdengar sambil memeluk ibu tercinta yang terus menerus muntah darah. Tak berselang beberapa lama ibunya meninggal dunia karena pembuluh darahnya pecah.
Pada hari itu, ibunya jatuh sakit. Sendi melihatnya dengan mata kepala sendiri, bagaimana ibu tercintanya yang selalu kuat dan tegar, kini harus terbaring lemah di tempat tidurnya sambil terus menerus muntah darah.
"Ibu bangun buuuu.... bangun....Ayo bu bangun." ~Sambil terus mengoyak-ngoyak tubuh ibu tercintanya
Sendi hanya bisa menangis dengan sekuat tenaga, dan terus mengoyak-ngoyak tubuh ibu tercintanya yang sudah terkulai kaku. Ibunya pergi meninggalkannya seorang diri untuk selama-lamanya. Jeritan dan tangisan sendi pun terus terdengar yang membuat tetangga terus bermunculan.
Kini Sendi harus hidup seorang diri dengan segala keterbatasannya. Terlebih ia terlahir sangat istimewa, atau orang memanggilnya idiot. Air matanya terus mengalir, mengingat kenangan indah bersama ibu tercintanya.
Kurangnya kasih sayang sang ayah sejak bayi membuat perkembangan psikis sendi semakin terganggu, apalagi kini didepan matanya terbaring ibu tercinta yang sudah terkujur kaku terbungkus kain kafan. Seorang ibu yang selalu memberikan kehangatan, kenyamanan dan perlindungan untuk dirinya.
Kini Sendi harus hidup seorang diri tanpa sosok ayah dan ibu ditengah keterbatasannya. Air matanya senantiasa membasahi pipi mungilnya tanpa henti sambil terus memanggil almarhum ibu tercintanya.
Hari-harinya dijalani dengan penuh kesepian. Semuanya ditelan pahit-pahit seorang diri.
"Aku salah apa kak? Sampai semuanya pergi meninggalkan aku. Kalau aku salah maafin aku." ~Ucapnya sambil meneteskan air mata
Hari-harinya dijalani dengan penuh semangat ditengah kesepian, sambil membawa beragam jajanan, sendi pun terus berjalan menawarkan dagangannya ke setiap anak yang ditemuinya. Berharap ada anak yang mau membeli.
Walaupun tubuhnya lelah dengan menahan rasa sakit di kaki yang tiada Tara. Ia terus berjalan menjajakan dagangannya, bahkan sampai ketiduran. Dan seringkali ia pun menghabiskan waktunya sambil keliling jajakan dagangan dengan mampir ke makam ibunya hanya sekedar untuk melepas rindu.
Sahabat kebaikan, kita bisa menemani sendi sekaligus menggantikan peran kedua orang tuanya dengan menyisihkan sebagian rezeki yang kita miliki saat ini. Agar sendi bisa tersenyum bahagia.
Pilu, Bantu Perjuangan Sendi Yatim Piatu Berdaya
terkumpul dari target Rp 50.000.000