Di usia Tia saat ini, Tia harus menerima takdir idap penyakit langka yang gerogoti kehidupannya. 

Hari-hari Tia dihabiskan dengan jerit kesakitan dan perjuangan untuk bertahan hidup. Tubuhnya semakin lemah, dengan tangan dan kaki yang kaku tak mampu digerakkan. Bahkan sekadar duduk pun Tia butuh bantuan sang ibu.

Hilang sudah masa depannya. Tubuhnya kini hanya tulang berbalut kulit. Semua ini harus diterima meski bertahun tahun lamanya tersiksa oleh penyakitnya. Tia didiagnosis mengidap Cerebral palsy dan epilepsi menghambat perkembangan tubuhnya karena terus menerus kejang.

Sehari hari makan dan minum pun Tia sudah kesulitan. Tak banyak yang bisa masuk dan dicerna, jika kebanyakan bisa sampai muntah karena tersedak. Ibu dengan setia menyuapi dan membantu Tia untuk makan minum, dan menyeka tubuh tia karena sudah tidak bisa di bawa ke kamar mandi.

Hati ibu mana yang tak hancur saat melihat kondisi anaknya kian hari kian parah. Bahkan lebih hancur lagi ketika anaknya harus berobat tapi terhambat oleh kemampuan ekonomi, padahal sang anak sangat butuh bantuan pengobatan.

"Saya sedih Tia sering menjerit kesakitan. Nggak kebayang betapa menderitanya dia. Dulu pernah saya bawa berobat, tapi terpaksa terhenti karena nggak ada uang."- ibu nya Tia

Sudah sejak lama Tia di tinggalkan oleh ayah nya menghadap sang khalik,dan Selama ini tak sekalipun ibu Tia berdiam diri,semua ikhtiar ia jalani demi bisa hidupi keluarganya. Walau harus berjuang dan meninggalkan Tia,ibunya tetap bekerja keras berjualan makanan atau jajan di depan Sekolah Sekolah anak-anak. 

"Doain ibu ya tia, mudah-mudahan pulang jualan bisa dapat uang buat kamu berobat dan kita bisa makan untuk hari ini."- ibu nya tia

Namun, penghasilan dari dagangannya sering kali tidak mencukupi. Bahkan untuk makan sehari-hari saja mereka sering kesulitan. 

Teman Baik,kita harus bantu Tia untuk bisa melanjutkan pengobatan dan kebutuhan sehari-hari tia