Bantu Perjuangan Dani Sembuh dan Hidup Layak
terkumpul dari target Rp 370.000.000
Hidup sebatangkara bukanlah hal yang mudah untuk seorang anak kecil seperti Dani, terlantar dan tak punya tempat tinggal menjadi hal yang sangat menyakitkan. Ditambah dengan cobaan yang sungguh luar biasa di rasakan Dani, menahan sakit namun harus tetap berusaha kuat.
"Kalo dagangan tisu habis semua, aku biasanya dapat 20rb, kak. Aku beli makan dan minum dari hasil dagang ini kak, selebihnya aku tabung buat beli salep agar lukaku tidak sakit” curhat Dani dengan mata berkaca-kaca.
Masa kecil yang didamba banyak orang itu, tak pernah Dani gapai. Ayah dan ibunya sudah tiada, terpaksa Dani hidup sebatang kara. Padahal seharusnya Dani tahun ini masuk sekolah SMP, di saat teman-temannya diantar orangtua untuk sekolah, Dani menahan lara tidak melanjutkan sekolahnya karena tak tahan lagi dengan bulliyan dari sekitarnya terlebih tak ada yang bisa membelanya.
Akibat kecelakaan 3 tahun yang lalu, leher dan kuping dani terbakar hebat, sehingga ia sering di Bully oleh teman-teman sekolahnya dengan anggapan alien atau anak dekil tidak mandi. Dengan demikian dani mengurungkan niat untuk melanjutkan sekolah dan memilih berjualan tisu untuk bertahan hidup.
Disaat anak seusianya bermain dan sekolah, Dani harus berjuang keras memenuhi kebutuhan hidup demi bisa beli obat untuk luka bakarnya dan makan. Luka bakar yang ia derita wajib diobati karena jika tidak, kulit leher dan dadanya akan terus tumbuh dan menjadi menyatu yang nantinya akan mengganggu penglihatan dan kondisi tubuhnya.
Tanpa penghasilan pasti, ia memilih tinggal di jalanan dan tidur di emperan toko setiap malamnya karena tak ada uang untuk kontrakan, seketika mimpi-mimpinya pun hancur. Padahal ia bercita-cita ingin menjadi polisi, namun mimpi itu ia telan dalam-dalam mengingat keadaanya yang memaksa untuk berkata “tak mungkin”.
"tisu, tisu. tisu dibeli, Aa ,teteh barade," suara kecil Dani menawarkan dagangannya dengan penuh harap.
Panas teriknya sinar matahari ia hiraukan. Asap maupun debu ia abaikan. Kaki kecilnya terus melangkah di tengah hiruk-pikuk kota, mencari rezeki.
Jika mendapatkan 15 ribu saja, ia sudah merasa sangat bersyukur. Namun, sering kali dagangannya sepi pembeli. Saking lelahnya mencari nafkah, kadang ia beristirahat hingga tertidur di emperan toko. Sungguh, hati siapa yang tak tersayat melihatnya?
Setiap hari, ketakutan selalu menghantui Dani. Bagaimana jika ia tak punya uang untuk makan, bagaimana jika ia tiba-tiba sakit? Akankah ada orang yang peduli dengan kondisinya?
Dani punya harapan besar. Ia ingin tumbuh seperti anak-anak lain, tumbuh sehat dan tenang tanpa ketakutan untuk menggapai cita-citanya menjadi penegak hukum.
Sahabat, dengan membagikan sedikit berkah yang Tuhan limpahkan ke kita, bisa bantu ia hidup layak dengan cara:
Klik tombol "DONASI SEKARANG";
Bantu Perjuangan Dani Sembuh dan Hidup Layak
terkumpul dari target Rp 370.000.000