Biasanya, ketika orang ingin berjualan bunga dia pasti memiliki kios atau toko sebagai tempat dia berbisnis. Namun sangat berbanding terbalik dengan Abah Ena (63) yang menjajakan bunganya secara keliling.

Setiap hari Abah harus melawan panasnya terik matahari sambil berjalan belasan kilometer untuk berkeliling berjualan bunga. Tubuhnya yang sudah mulai renta dan lemah harus menanggung beratnya dagangan bunga yang beliau angkut setiap harinya juga.

 

Ada alasan mengapa sampai saat ini Abah Ena yang sudah lanjut usia masih harus berjuang susah payah mencari nafkah, yaitu untuk menafkahi keluarganya yang berada di kampung. Tidak hanya itu Abah masih harus bisa membiayai anaknya yang masih bersekolah.

 

Dalam sehari, Abah hanya bisa mendapatkan 15-20 ribu saja. Bahkan Abah mengungkapkan sudah dua hari ini belum ada yang membeli bunga yang beliau jual. Terpaksa Abah harus meminjam uang kepada temannya yang seorang pedagang juga untuk tetap bisa makan di hari itu.

 

“Udah dua hari bunga Abah ga ada yang beli, mau pulang ke rumah juga ga bisa soalnya ga ada ongkos, buat makan juga Abah pinjam dulu ke teman Abah.” Ungkap Abah Ena

Ketika berjualan di kota, Abah Ena menumpang tidur di masjid karena tidak ada biaya untuk menyewa kamar kos atau kontrakan. Ketika waktu istirahat tiba, Abah juga mengaku bahwa kaki dan bahunya terasa pegal sekali. Sudah sangat wajar bagi Abah yang tubuhnya kini tidak sekuat dulu.

 

“Iya nak Abah sering sakit kaki, kan karena abah jalan kaki jauh buat dagangin bunga Abah. Kalau Abah gak jualan kasihan istri sama anak di rumah.”

 

#TemanBerbagi, tanpa mengeluh dan semangat Abah tetap berjualan bunga keliling untuk menafkahi keluarganya yang berada di kampung. Jika ada modal, Abah ingin sekali mengembangkan usaha bunganya atau memiliki usaha lain yang lebih baik lagi agar Abah Ena bisa menafkahi keluarganya dengan layak. Yub bantu temani perjuangan Abah Ena meraih usaha impiannya!!