Pejuang Nafkah Abah Jeje, Berjualan Talenan Tak Laku
terkumpul dari target Rp 50.000.000
Abah Jeje adalah salah satu dari jutaan lansia pejuang nafkah di luar sana, yang mencari rezeki dengan berjualan tatakan untuk memotong daging ataupun sayur.
Dengan barang dagangannya yang unik, Abah Jeje tidak malu dan tetap semangat untuk berjualan demi menafkahi keluarganya. Tatakan ini ia buat sendiri di rumah, dengan bahan baku yang ia beli dari tukang kayu dekat rumahnya. Meskipun barang dagangannya cukup unik, Abah Jeje hanya bisa membuat lima tatakan setiap harinya karena keterbatasan modal.
Setiap tatakan dijual dengan harga 5-10 ribu rupiah. Jika ada konsumen yang menawar 5 ribu, Abah Jeje mau tidak mau harus menjualnya. Penghasilan harian Abah Jeje sekitar 50 ribu rupiah, itupun jika dagangannya habis terjual dan tidak ada yang menawar terlalu rendah. Setiap hari, Abah Jeje pergi pagi-pagi hingga sore, atau sampai dagangannya habis. Jika tidak habis, ia harus menjualnya lagi keesokan harinya.
Abah Jeje tinggal bersama istrinya yang sedang mengalami sakit lambung dan gangguan pendengaran, serta seorang cucu, di sebuah bangunan yang sudah tidak layak huni. Bangunan tersebut milik tetangganya, dan Abah Jeje ditawari tinggal di sana karena tidak cukup uang untuk mengontrak. Mereka bisa tinggal di sana hingga bangunan atau tanah itu terjual.
Harapan Abah Jeje adalah mempunyai usaha yang dapat menopang kebutuhan makan dan juga tempat tinggal yang layak. Demi keluarga tercintanya, Abah Jeje selalu berjuang setiap harinya.
Pejuang Nafkah Abah Jeje, Berjualan Talenan Tak Laku
terkumpul dari target Rp 50.000.000