Abah Yusdadi, seorang lansia berusia 77 tahun, setiap hari berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dengan memulung. Istrinya yang juga sudah lanjut usia mengalami gangguan pendengaran dan penglihatan, sehingga tidak dapat beraktivitas secara normal. Meskipun kondisi fisiknya sudah lemah, Abah tetap semangat berkeliling mencari botol plastik untuk dijual demi mendapatkan uang untuk makan.

Sebelumnya, Abah bekerja sebagai kuli bangunan. Namun, seiring bertambahnya usia, ia tidak lagi mampu mengangkat beban berat. Selama sembilan tahun terakhir, Abah mengandalkan pekerjaan sebagai pemulung untuk menyambung hidup. 

“Dulu abah jadi kuli bangunan nak, tapi abah udah tua udh ga kuat angkat berat berat” Setiap hari, ia berjalan kaki sejauh belasan kilometer, mulai pukul 6 pagi hingga 3 sore, dan hanya memperoleh penghasilan sekitar 15 ribu rupiah per hari.

Dengan penghasilan yang minim, Abah dan istrinya seringkali hanya mampu makan dengan lauk sederhana seperti gorengan. Keterbatasan finansial membuat mereka tidak bisa membawa sang istri ke dokter untuk berobat. Kondisi tempat tinggal mereka pun memprihatinkan; rumah yang mereka huni jauh dari kata layak dan sering kemasukan air saat hujan lebat.

Meskipun menghadapi berbagai kesulitan, Abah Yusdadi tetap tegar dan tidak menyerah. Ia terus bekerja keras setiap hari demi memenuhi kebutuhan dasar mereka. Kisah Abah Yusdadi menggambarkan perjuangan seorang lansia yang tetap semangat menjalani hidup meskipun dihadapkan pada berbagai tantangan.

Kondisi seperti yang dialami oleh Abah Yusdadi menunjukkan pentingnya perhatian dan bantuan dari masyarakat sekitar. Dengan saling peduli dan membantu, kita dapat meringankan beban mereka yang membutuhkan, terutama para lansia yang masih harus bekerja keras di usia senja.

#TemanBerbagi, dengan kondisi tubuh Abah dan Istrinya yang sudah renta, mereka pantang menyerah untuk meraih kesejahteraan hidupnya. Jika ada modal Abah dan Mak ingin sekali memiliki usaha sendiri di kampungnya, agar Abah dan Mak bisa mendapatkan pendapatan yang lebih layak lagi