Bahu rentanya jadi saksi bisu perjuangan Abah NAIN (75TH) di usia semakin renta. Bagi Abah Nain 10 ribu itu sangatlah berharga karena bisa beli beras untuk dimasak dan dimakan di rumah.

Seharian jalan 15 KM, pisang jualan Abah tak kunjung laku. Perutnya sampai sakit menahan lapar karena seharian belum makan, sampai ketiduran karena kelehan tahan lapar.

Dari pagi sampai siang menjelang sore, jualan Abah belum ada yang laku. Jangankan buat beli beras untuk beli makan seusap nasi saja tak ada. akhirnya Abah jalan pulang sambil menyusuri warung nasi.

Niatnya tukar pisang jualannya dengan satu bungkus nasi. Tapi tak ada pemilik warung yang bersedia. Padahal jika hari gak makan, kakek khawatir sakit dan gak bisa jualan.

Hidup Abah Nain di masa tuanya betul-betul penuh perjuangan. Hari-harinya cuma mampu makan pisang jualannya untuk mengganjal perut laparnya. Pisang sama sekali gak bikin kenyang mengingat Abah harus habiskan tenaga yang begitu banyak dengan memikul dagangannya yang berat.

“ ya allah mas, sering saya nahan lapar karena saya gak ada uang untuk beli makan karena dagangan saya sering tak laku, kalaupun ada uang lebih baik saya belikan beras dimasak di rumah agar bisa buat makan beberpa kali” ucap Abah Nain dengan suara gemetar

Hidup di masa tua dengan berjuang sendiri dengan sisa tenaga bukanlah hal yang mudah, apalagi kehidupan Abah di rumah jauh dari kata layak. Abah tinggal di gubuk kecil berukuran 2x2 meter saja, jika hujan deras air masuk dari lubah atap dan cela dinding yang bolong-bolong.

#TemenBaik, Mari bersama kita bantu lansia dhuafa di masa tuanya. Berikan kebahagiaan yang luar biasa untuk mereka dari bantuan terbaikmu dengan cara:

1. Klik tombol "Donasi Sekarang”

2. Masukkan nominal donasi

3. Pilih metode pembayaran 

4. Dapatkan laporan via email

Kamu juga bisa bantu bagikan galang dana ini, agar semakin banyak do’a dan dukungan untuk Abah Nain dan lansia dhuafa lainnya.