
Difabel Tambal Ban Jadi Tulang Punggung Keluarga
terkumpul dari target Rp 45.000.000
Ya Allah, jika cacat permanen adalah takdir yang baik untukku. Akan ku terima..
***
Hoiri namanya. Laki-laki 42 tahun penyandang disabilitas itu memiliki semangat juang yang amat tinggi di tengah keterbatasannya.
Ia belum menikah. Namun Hoiri memiliki beban tanggung jawab yakni ibunda tercinta, nek Misriyatun (65 tahun) yang sedang sakit.
Hoiri difabel bukan bawaan sejak lahir melainkan 10 tahun lalu dirinya terjatuh sampai syaraf tulang belakangnya rusak! Akibat kejadian nahas tersebut, Hoiri tidak mampu berjalan dengan kedua kakinya lagi.
“Sudah mas, mba, saya sudah berjuang buat berobat kesana kemari buat sembuhin sakit ini tapi hasilnya nihil. Memang sudah takdirnya begini cacat permanen..” - ucap Hoiri.
Hoiri dengan keadaanya yang seperti itu tetap bekerja sebagai tukang tambal ban. Per hari penghasilannya 20 ribu, terkadang tidak dapat sama sekali dan apabila di bengkel tidak ada konsumen, maka ia beralih menjadi tukang rongsok juga. Ini menandai Hoiri memiliki semangat hidup yang tinggi untuk membahagiakan ibunya.
Hoiri hanya ingin menghidupi ibunya hingga ia rela banting tulang sana sini mengambil resiko untuk bekerja giat meski setiap harinya harus mengesot. Tidak jarang dirinya menjadi pusat perhatian di jalan atau tempat-tempat umum lainnya..
“Ada yang iba, ada yang bisik-bisik kalo saya ngesot gini cuman pura-pura agar ada orang yang ngasih duit, saya sih tutup telinga aja..toh saya gak ngemis, saya mau kerja halal untuk bahagiain ibu.”
***
Sahabat, mohon bantuanya untuk membantu Hoiri dan ibunya, agar dapat hidup layak, dan Hoiri dapat melanjutkan pengobatanya kembali. Mari menjadi bagian dari uluran tangan baik dengan cara: KLIK DONASI SEKARANG
Difabel Tambal Ban Jadi Tulang Punggung Keluarga
terkumpul dari target Rp 45.000.000
