
SI KAKEK PENJUAL BURUNG TINGGAL DI PINGGIR SUNGAI
terkumpul dari target Rp 130.000.000
Di pinggiran kota, panasnya terik matahari tak menghentikan langkah seorang kakek yang sudah lanjut usia. Ia mencoba tetap berjalan sambil membawa burung, kali saja ada orang baik yang mau membeli burungnya.
Ia adalah Kek Dermawan, seorang lansia yang telah berusia 70-an tahun, setiap hari ia berkeliling di tengah-tengah kota yang ramai menawarkan burung yang ia bawa, berharap mendapatkan sedikit rezeki agar ia dan sang istri bisa mengisi perut hari ini. Harga burungnya pun tidak mahal, hanya Rp.2000 saja per satu burung.
Burung yang dibawanya pun adalah burung yang ia ambil dari pengepul, terkadang ia sekali mengambil 50 burung dengan harga Rp.50.000, ia pun hanya menjualnya dengan harga Rp.2.000 saja. Bukan hanya sampai di sana ia berusaha, ia juga mencoba membuat sangkar dari sisa-sisa bambu di pinggiran sungai yang ia jual dengan harga Rp.10.000 dengan bonus 1 burung. Namun dagangannya kerap kali tidak laku dan ia pulang hanya dengan tangan kosong.
Kondisi rumahnya pun yang di pinggir sungai tampak hampir roboh, ketika terjadi hujan besar mereka sangat khawatir rumah mereka terbawa longsor. Karena saat ini hanya inilah satu-satunya harta yang mereka miliki, mereka hanya takut ketika ini hilang mereka hanya bisa berteduh di pinggir jalan atau bahkan di bawah kolong jembatan.
Namun sang istri pun tak pernah mengeluh, apapun hasil yang didapatkan dari Kek Dermawan ia mencoba untuk menguatkannya. Ia juga ikut membantu mencari nafkah dengan mengumpulkan rongsokan yang ia cari di tempat-tempat sampah di pinggiran kota. Hasilnya pun tidak seberapa, ia hanya bisa menjualnya sekali sebulan yang terkadang hanya mendapatkan Rp.200.000 saja. Sehingga ketika mereka mendapatkan rezeki mereka langsung menabungnya dengan membeli beras, berharap mereka bisa bertahan sampai hari berikutnya.
Tak hanya sampai disitu, penyakit hernia yang diidap oleh Kek Dermawan membatasi gerak fisiknya. Dulu ia mampu untuk berjalan jauh ke tengah-tengah kota untuk menawarkan dagangannya, namun setelah operasi di perutnya membuatnya tak mampu lagi berjalan jauh, setiap saat ia duduk di pinggir-pinggir toko hanya untuk menghilangkan sedikit rasa sakitnya.
OrangBaik, begitu berat perjuangan Kek Dermawan bersama sang istri. Ditengah penyakit yang dideritanya namun ia harus tetap mencari nafkah di usia yang telah lanjut. Bahkan a juga tinggal di rumah pinggiran sungai yang hampir roboh. Kek Dermawan hanya berharap bisa gerobak dagang kecil-kecilan untuk membantu kehidupannya sehari-hari.
Yuk kita bantu wujudkan harapan Kek Dermawan di masa tuanya. Salurkan sedekah terbaik dengan cara:
- Klik tombol Donasi
- Masukan nominal sedekah
- Pilih metode pembayaran
- Selesaikan dengan lanjutkan pembayaran
- Dapatkan update dan laporan program melalui email/whatsapp yang Sahabat cantumkan
Kantor Yayasan Amal Bakti Dunia Islam
Jl. Panji Tilar Negara 150A. Tanjung Karang Kota Mataram-Lombok, Nusa Tenggara Barat
Informasi & Konfirmasi Donasi
Whatsapp Center: 087864556406
Izin Lembaga Kesejahteraan Sosial
- AKTA PENDIRIAN yayasan Amal Bakti Dunia Islam Nusantara No. 27 tanggal 14 Agustus 2023
- Keputusan menteri hukum dan HAM RI. No. AHU-0019124. AH.01.12.TAHUN 2023 Tanggal 22 Agustus 2023
- Izin LKS kota Mataram No. 527/015-LKS/2023 tanggal 18 Oktober 2023

SI KAKEK PENJUAL BURUNG TINGGAL DI PINGGIR SUNGAI
terkumpul dari target Rp 130.000.000