Perkenalkan nama beliau adalah abah Atang, usianya sudah lebih dari 100 tahun. Menurut pengakuan beliau, beliau sudah lahir sejak sebelum jaman penjajahan jepang, yaitu tahun 1922. 

Dengan usianya yang sudah menginjak tiga angka ini, abah Atang bisa dikatakan adalah lansia yang kuat, Walaupun rambut putih dan jarang dikepalanya dan kerutan kasar di wajahnya tak bisa dipungkiri.. Itu menandakan usianya memang sudah sangat tua dan renta.

Pendengaran dan ingatannya pun tidak begitu baik. Padahal Abah berprofesi sebagai penjualan sayuran dipasar pagi. Tapi karena usianya tersebut abah sering kali pikun. Saat ditanya berapa penghasilan Abah sehari? Beliau menjawab. 

"Penghasilan nya bisa 100 atau 200 sehari itu.." Beliau menjawab dengan yakin.

Namun jika dilihat dari apa yang beliau dagangkan dengan jumlah dagangan nya sepertinya tidak mungkin.

Beliau itu menjual labu siam, timun dan sereh, yang harga jual perkilonya tidak lebih dari 10rb rupiah untuk labu dan timun dan barang dagangannya paling hanya 10kg jika ditotal. Itupun sering tidak laku.. Abah Atang harus membawa sebagian besar sisa dagangannya kembali ke rumah.

Rumahnya pun hanya berukuran sepetak, dengan segala aktivitas dilakukan disatu ruangan tersebut. Tidur, masak, makan atau bahkan sekedar beristirahat.

Tampak terilhat tumpukan barang yang lusuh juga tungku kayu seadanya untuk beliau memasak makannannya. Tidurpun diatas kasur tipis yang telah usang. Beliau ini sebatang kara, hanya hidup sendiri di masa tua dengan kerasnya hidup. 

Bayangkan bagaimana bila ada yang berbuat tidak baik pada beliau saat ia berdagang?

Mungkin sudah sering beliau salah hitung memberi kembalian atau sebagainya karena kondisinya yang seringkali pikun.

Sahabat berbagi, yuk kita bantu abah Atang memiliki kehidupan yang lebih baik lagi. Sekecil apapun bantuan yang kalian diberikan akan sangat berharga bagi Abah Atang.