Mengambil peran ayah sekaligus ibu rela dilakoni oleh Pak Bagas. Setiap hari ia bekerja menjadi ojol dan tukang parkir sekaligus mengasuh buah hatinya yang tak bisa melihat alias buta.

Sang isteri pergi entah kemana, meninggalkan anaknya yang tak bisa melihat.

Karena keterbatasan biaya, Pak Bagas tak sanggup membawa anak semata wayangnya berobat. Pedih sekali rasanya. Pengobatan yang seharusnya bisa didapatkan anaknya, Arkana, terpaksa tertunda karena pekerjaannya yang berpenghasilan tak menentu. 

Perasaan bersalah semakin menjadi ketika sekarang Pak Bagas harus mengurus anaknya seorang diri.

“Istri saya kabur mas ketika tahu anaknya buta, Sejak Arkana masih kecil. Sedih sekali ketika Arkana kadang menanyakan keberadaan ibunya, saya gak bisa ngomong apa-apa.”

Setiap hari Pak Bagas bekerja sebagai sopir ojek online. Motor yang ia gunakan untuk narik ojek online adalah motor yang dipinjami oleh temannya yang berbaik hari. Namun itupun kadang motornya sering mogok. Penghasilan semakin menipis ketika pelanggan tak banyak datang sedangkan beliau juga harus membeli bensin agar motor dapat terus berjalan.

Kadang Pak Bagas juga gunakan sepeda untuk antar pesanan makanan. Jika pelanggan tak sabar, entah sudah berapa kali pesanan dibatalkan oleh pengguna aplikasi. Sedih sebenarnya, namun apa boleh buat? Jika harus membeli motor baru, rasanya sangat berat, lebih baik uang tersebut digunakan untuk biaya pengobatan Arkana. 

Arkana seharusnya melakukan pemeriksaan di rumah sakit dan kontrol rutin. Namun harus terhenti karena terkendala faktor biaya. BPJS yang ada hanya bisa membantu setengah dari pengobatan di Rumah Sakit, untuk biaya transportasi dan biaya setengahnya lagi tidak ada.

Karena tak ada biaya, Pak Bagas bahkan terpaksa menambah pekerjaan tambahan sebagai tukang parkir. Pendapatan dari tukang parkir hanya 30.000 setiap hari, belum lagi  kalau sepi parkirannya.

#TemanBerbagi, mari bantu ringankan beban Pak Bagas dan bantu kesembuhan Arkana dengan cara Klik tombol “DONASI SEKARANG”