Hidup Rasya tak seperti anak lainnya. Di umur 7 tahun, dia sudah harus berjuang melawan kanker darah. Tawa riangnya kini terganti air mata kesakitan.

Betapa khawatir dan pucat wajah Pak Asep dan Ibu Ena saat menerima telepon dari guru Rasya bahwa Rasya pingsan di sekolah dan buru-buru membawa Rasya ke klinik.

Memang sebelumnya Rasya sering mengeluh mudah capek, lemas dan pucat. Karena khawatir dan curiga bahwa ada yang salah dengan kondisi anaknya, Pak Asep membawa Rasya ke Rumah Sakit untuk menjalani pemeriksaan seperti lab, rontgen, dan lain-lain. Dari hasil rontgen, Rasya dinyatakan menderita Leukemia atau kanker darah akut.

“Saat itu sel darah putih (Leukosit) Rasya terus meningkat hingga ratusan ribu sehingga bisa membahayakan nyawa Rasya”Pak Asep

Karena kondisi Rasya yang semakin melemah, ia menjalani perbaikan selama 4 hari di RS daerah. Bermodal uang pinjam ke tetangga Pak Asep membawa Rasya berobat ke Jakarta dan rawat inap selama 10 hari. Transfusi sel darah merah sebanyak 2 kantong dan trombosit sebanyak 15 kantong untuk memperbaiki kondisi Rasya serta menjalani kemoterapi.

“Anak saya selalu ceria, jadi saat dia dinyatakan kanker darah hati saya hancur lebur, sedih pastinya” Pak Asep.

“Saya buruh serabutan dan tukang ojek pengkolan dengan penghasilan kotor 50 ribu per hari dan hanya cukup untuk beli bensin dan makan, jadi bingung bagaimana untuk berobat Rasya” Pak Asep. 

Karena kondisi tubuh Rasya yang tidak bisa seaktif teman-temannya, ia sering dibully di sekolah, tas Rasya sering dilempar-lempar dan dibuang sampai Rasya nangis.

#TemanBerbagi, penyakit Rasya tidak bisa disepelekan. Semakin diabaikan semakin membahayakan nyawa Rasya. Yuk bantu ringankan beban orang tuanya agar Rasya bisa terus berobat dan menjalani kemoterapi dengan cara DONASI SEKARANG