
Hidup Sebatang Kara Bantu Tukang Balon Bertahan Hidup
terkumpul dari target Rp 30.000.000
Pak Ulloh setiap hari melangkah keluar dengan memanggul puluhan balon di punggungnya. Usianya sudah 63 tahun, tapi tak ada pilihan lain. Dari pagi sampai malam, ia menyusuri jalanan Bandung dengan berjalan kaki—menawarkan balon satu per satu, berharap ada yang mau membeli.
Balon jualannya sepi pembeli. Kadang, sehari penuh berkeliling, yang ia bawa pulang hanyalah sisa tenaga dan beberapa lembar uang lusuh. Keuntungan bersihnya? Hanya tiga ribu rupiah. Tidak cukup bahkan untuk makan layak, apalagi untuk menyisihkan ongkos pulang ke kampung, tempat anak dan istrinya menunggu dalam ketidakpastian.
Sudah lama ia tidak pulang. Bukan karena tak rindu, tapi karena memang tidak sanggup. Uang yang ia dapat bahkan tak bisa memastikan perutnya kenyang. Lalu bagaimana dengan anak dan istrinya di kampung? Mereka pun hidup dalam kesulitan yang sama. Anaknya yang seharusnya sekolah terpaksa berhenti karena tidak ada biaya. Mungkin mereka juga sedang kelaparan di sana, sama seperti dirinya yang sering menahan lapar di perantauan.
Di perantauan ia tak punya tempat tinggal, tiap hari luntang-lantung. Bahkan naasnya ia pernah diserempet motor saat sedang berjalan di pinggir jalan, balonnya terjatuh dan rusak, modalnya lenyap seketika.
Pak Ulloh tidak butuh banyak. Ia hanya ingin bertahan. Dengan sedikit bantuan untuk modal, untuk makan, untuk tempat beristirahat yang layaksetidaknya ia bisa terus berjalan tanpa rasa takut, tanpa harus bertanya-tanya esok akan tidur di mana, atau bagaimana keluarganya di kampung akan bertahan hidup.
Sobat Aksi kita bantu selamatkan hidup Pak Ulloh yuk, melalui:
1. Klik tombol “DONASI SEKARANG”;
2. Masukkan nominal donasi;
3. Pilih metode pembayaran GoPay atau transfer Bank (transfer bank BNI, Mandiri, BCA, BRI, BNI Syariah, atau kartu kredit) dan transfer ke no. rekening yang tertera;
4. Dapatkan laporan melalui email.

Hidup Sebatang Kara Bantu Tukang Balon Bertahan Hidup
terkumpul dari target Rp 30.000.000