
Sebatangkara!!! Anak-Istri telah Wafat
terkumpul dari target Rp 100.000.000
“Mas boleh nggak tukar pisang dengan sebungkus nasi? Dari kemarin mbah belum makan..” ujar Mbah Musdam.
Usianya menginjak 70 tahun, namun Mbah Musdam masih berjuang demi sesuap nasi. Setiap hari, menggunakan sepeda orang tua, mbah menawarkan pisang keliling. Jarak yang ditempuh setiap hari mencapai 15-20 kilometer, meski kaki beliau sudah lemah akibat kecelakaan dan riwayat epilepsi yang membuatnya sering jatuh sakit.
Setiap harinya, Mbah berjualan dengan harga yang tak seberapa , hanya sekitar 5.000 hingga 8.000 rupiah. Sayangnya, sering kali pisang yang dijualnya tidak laku dan membusuk di tangan, membuatnya hanya bisa makan nasi dengan garam saja.
Mbah juga pernah mengalami kejadian tragis saat tasnya dicuri orang ketika dia terlelap tidur, meninggalkannya tanpa uang untuk membeli kebutuhan. Tak hanya kesulitan dalam mencari nafkah, Mbah juga hidup sebatang kara. Anak dan istrinya telah lama meninggal dunia.
Beliau tinggal di rumah yang sangat sederhana dan kondisinya memprihatinkan. Jika hujan turun, atap rumahnya bocor, bahkan seringkali sampai kebanjiran.
Donasi dari teman-teman nggak hanya disalurkan untuk Mbah Musdam saja. Namun beliau juga setuju dan memberikan izin kepada Bina Mulia untuk menyalurkan bantuan di galang dana ini kepada penerima manfaat lainnya dengan kebutuhan serupa.
#Temanberbagi, maukah kamu membantu Mbah Musdam agar merasakan hidup lebih layak? Kamu bisa membantu beliau dengan cara:
Klik tombol “DONASI SEKARANG”

Sebatangkara!!! Anak-Istri telah Wafat
terkumpul dari target Rp 100.000.000