Sejak kaki kanannya diamputasi akibat gula darahnya yang sangat tinggi, Bu Dati (52) berhenti bekerja dari buruh jahit.

Suaminya, Pak Herman (53) mengalami stroke sehingga tidak bisa bekerja. Bahkan aktifitas sehari-hari pun kesulitan. Anak satu-satunya Bu Dati pun tidak kuliah dan belum bekerja. Bu Dati adalah tulang punggung bagi keluarganya.

Setelah berhenti jadi buruh jahit, Bu Dati berjualan kerupuk dengan penghasilan tak tentu karena kadang jualannya pun tidak laku semua. Keterbatasan fisik dan kondisi ekonomi yang sulit, membuat keluarga Bu Dati tak mampu menjalani pengobatan sebagaimana mestinya.

“Kalau punya rezeki, ibu pengen jualan yang lain, jadi ga cuma ngandelin kerupuk yang kadang penghasilannya ga mencukupi,” ungkap Bu Dati.

Yuk buatkan warung kecil untuk bantu ringankan beban Bu Dati dan keluarga!