
Jadi Guru Ngaji Nenek Fatonah Berjuang Bertahan Hidup
terkumpul dari target Rp 30.000.000
Di usia 68 tahun, Nenek Fatonah tetap semangat mengajarkan ilmu agama kepada anak-anak di sekitar rumahnya.
Meski hidup sendiri sejak suaminya meninggal dan anaknya telah menikah serta tak lagi tinggal bersamanya, ia tetap ikhlas berbagi ilmu sebagai seorang guru ngaji.
Setiap sore, ia dengan penuh ketulusan membimbing anak-anak belajar membaca Al-Qur’an. Namun, upah yang ia terima sangat kecil, hanya Rp50 ribu per bulan.
Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, ia bekerja sebagai buruh pembuat batang layangan, dengan bayaran yang sangat minim hanya Rp15 ribu untuk tiga hari kerja.
Keterbatasan ekonomi membuatnya tak mampu menyediakan mushaf Al-Qur’an dan Iqro yang layak bagi murid-muridnya. Saat ini, buku-buku yang digunakan sudah usang dan tidak layak pakai.
Tak hanya itu, kondisi rumah yang menjadi tempat mengajarnya pun sangat memprihatinkan. Dindingnya hanya terbuat dari bilik bambu, sementara atapnya sering bocor.
Rumah yang hampir roboh itu tetap ia gunakan untuk mengajar, hingga akhirnya pengajian terpaksa dipindahkan ke masjid yang letaknya jauh dari tempat tinggalnya.
Kini, harapan Nenek Fatonah sederhana bisa membeli perlengkapan mengaji untuk anak-anak dan memperbaiki rumahnya agar ia tak lagi merasa takut saat hujan turun. Namun, untuk makan sehari-hari saja ia masih kesulitan, apalagi untuk memperbaiki rumah.
Mari bersama berbagi kebahagiaan untuk pejuang seperti Nenek Fatonah. Sedikit bantuan dari kita dapat meringankan beban mereka dan membawa keberkahan bagi kita semua.✨🤲
✨ Yuk, raih pahala dengan berbagi!
Berbagi tidak akan membuat kita miskin, justru menjadi jalan menuju kebahagiaan.
Jadi Guru Ngaji Nenek Fatonah Berjuang Bertahan Hidup
terkumpul dari target Rp 30.000.000
