
TETAP SEMANGAT MERAIH CITA CITA WALAU HARUS KERJA DI JA
terkumpul dari target Rp 60.000.000
Di Saat anak anak lain bisa menghabiskan waktunya dengan bermain selain belajar dan sekolah, di usianya yang ke sembilan tahun Cendy harus berjuang mencari biaya untuk memenuhi kebutuhan sekolah dan kebutuhan sehari-hari nya sendiri. Hidup serba kekurangan, Cendy mencari pendapatan dengan menjual jasa membersihkan kaca kendaraan menggunakan kemoceng di lampu merah. Jika ada uang lebih dari hasil jasa kemoceng, ia biasa menggunakannya untuk modal berjualan tisu.
Setiap hari Cendy selalu berangkat lebih awal karena harus jalan kaki ke sekolah dengan jarak waktu sekitar 1 jam. Selepas pulang sekolah, Cendy terbiasa langsung turun ke jalanan untuk mencari uang hingga malam hari. Ia biasa pulang hingga jam 9 malam demi mengumpulkan biaya sekolahnya yang belum terpenuhi. Hal itu dilakukan karena ayahnya sudah meninggal dunia sehingga Cendy terpaksa ikut turun mencari nafkah.
Saat ini Cendy hanya tinggal bersama ibu dan adiknya yang baru berusia 2 tahun. Mereka tinggal di sebuah kontrakan dengan harga 500 ribu perbulannya. Kebutuhan sehari-hari semakin menumpuk, berbanding terbalik dengan pendapatan yang diperoleh. Sebelumnya ibu Cendy bekerja sebagai buruh cuci dan sempat ikut ke jalanan juga bersama Cendy, tapi semenjak hampir tertangkap satpol PP ibu Cendy sempat merasa takut untuk ke jalanan kembali. Saat ini ibu Cendy kesulitan untuk memenuhi biaya kebutuhan keseharian dan belum lagi tunggakan biaya sewa kontrakan. Ibu Cendy terpaksa tutup gali lubang dengan meminjam uang dari berbagai sumber.
Setelah sekolah selesai, Cendy biasa langsung pergi ke jalanan lampu merah di Gatot Subroto tanpa istirahat atau memegang uang sedikitpun. Ketika di jalanan ia sering kali merasa lapar karena tidak sempat makan, namun terkadang ada orang baik atau pengendara motor yang memberi Cendy makanan untuknya.
Di malam hari, ibu Cendy dan adiknya biasa menyusul untuk sekaligus membawakan makan untuk Cendy. Terkadang selama berkeliling di lampu merah, Cendy beberapa kali bertemu dengan gurunya di malam hari. Namun apa daya, Cendy tak bisa pulang lebih cepat karena ia membutuhkan biaya untuk kebutuhan sekolah dan sehari-harinya. Belum adiknya yang masih membutuhkan nutrisi yang baik selama masa tumbuh kembangnya.
Terkadang Cendy merasa iri melihat teman-teman sekolah nya bisa langsung bermain setelah pulang sekolah, sedangkan ia harus merasakan lelahnya bekerja. Belum lagi ejekan yang sering ia dapat dari teman sekolahnya.
Walaupun begitu tapi Cendy tidak merasa minder dan malah menganggap hidup di jalanan juga hal yang tidak baik. Selain bisa membantu ekonomi keluarga, Cendy juga jadi bisa bertemu teman baru meski nasibnya sama seperti dirinya. Cendy tetap semangat sekolah dan menjalani harinya untuk menggapai cita-citanya menjadi seorang tentara, dan meskipun Cendy tidak banyak memiliki waktu banyak untuk belajar cendy termasuk siswa yang berprestasi terbukti dengan nilai-nilainya yang cukup tinggi.
Hai sahabat berdampak, mari kita sebarkan campaign ini dan berdonasi. Hasil donasi yang terkumpul akan disalurkan untuk biaya pendidikan Cendy serta kebutuhan lainnya. Kalian dapat membantu dengan cara :
- Klik “Donasi Sekarang;
- Masukan nominal donasinya;
- Pilih metode pembayaran;
- Dapatkan laporan via email.

