
Perjuangan Kakek Penjual Kincir Angin
terkumpul dari target Rp 60.000.000
Setiap pagi, tepat pukul tujuh, Abah Basri melangkah pelan dari kamar kontrakannya yang sederhana. Di tangannya, tersampir karung berisi kincir angin warna-warni—mainan kecil yang selalu berputar ketika angin singgah, seolah menari membawa cerita hidupnya.

Abah Basri merantau jauh dari kampung halamannya. Di usia 65 tahun, ketika sebagian orang sudah menikmati masa tenang bersama keluarga, Abah justru berada di kota seorang diri, berjuang mencari rezeki. Ia memilih merantau karena tak ingin merepotkan siapa pun, meski hatinya sesekali merindukan suasana kampung yang dulu selalu ia jaga.

Setiap hari, Abah Basri berjalan menyusuri gang, taman, dan pinggir jalan kota sambil menawarkan kincir angin. “Kincirnya, Nak… buat anak di rumah,” ujarnya dengan suara lembut yang selalu dibungkus senyum.

Penghasilannya tak besar—kadang hanya dua puluh ribu, kadang tiga puluh ribu. Bahkan ada hari ketika ia pulang tanpa membawa apa pun. Namun Abah tidak pernah mengeluh. “Yang penting hari ini masih bisa makan,” katanya lirih sambil menatap langit, seakan bercakap dengan almarhum istrinya yang dulu selalu menguatkannya.
Kincir angin yang ia jual bukanlah miliknya. Ia hanya mengambil dari orang lain, mendapat sedikit keuntungan dari setiap penjualan. Tapi di balik kesederhanaan hidupnya, Abah Basri menyimpan sebuah harapan kecil yang terus ia peluk erat.

Ia ingin memiliki usaha sendiri—modal kecil untuk membuat dan menjual kincir angin hasil tangannya sendiri. “Biar hasilnya lebih berkah dan bisa nabung sedikit,” ucap Abah suatu sore, sambil melihat kincir-kincir itu berputar pelan diterpa angin senja.

Kadang, ketika sore mulai turun dan langkahnya mulai lelah, Abah duduk sebentar di trotoar. Ia memandangi kincir angin yang berputar, dan dalam putaran itu, Abah melihat mimpinya sendiri—kecil, sederhana, tapi tak pernah padam.
Di usianya yang 65 tahun, Abah Basri tetap melangkah. Karena baginya, selama angin masih bergerak, harapan juga tak boleh berhenti. Dan selama itu pula, kincir-kincir Abah akan terus berputar, membawa doa dan perjuangannya ke langit yang lebih tinggi.
Disclaimer: dana yang terkumpul akan di gunakan oleh Abah Basri untuk kebutuhan sehari-hari,modal usaha,dan untuk mendukung penerima manfaat lainya di bawah naungan YAYASAN LENTERA PIJAR KEBAIKAN.
Perjuangan Kakek Penjual Kincir Angin
terkumpul dari target Rp 60.000.000
