“Iya gak ada jarinya ini tangan sama kaki, dari baru lahir juga udah gini”

Bu Cicih menjelaskan asal mula kondisi anggota badannya dengan diiringi tawa. Tawa yang mengandung cerita-cerita sedih di baliknya.

Dikasihani orang hingga dijadikan istri kedua, Bu Cicih pada akhirnya tetap mencari nafkah sendiri.

Suami yang ia harap bisa membantu keberlangsungan hidup itu justru tidak menafkahinya sama sekali. 

Padahal Bu Cicih punya anak yang masih kecil yang juga harus dihidupi.

Berbekal sayur tetangga, Bu Cicih mengadu nasib di jalanan. 

Berkeliling dengan kakinya yang tak berjari, bukanlah suatu hal yang mudah. Kerap kali ia terjatuh karena kesulitan menjaga keseimbangan.

Sayur yang ia jualpun melayu karena dibawa di bawah terik matahari tanpa ada satupun yang membeli. 

Bu Cicih kalah dengan penjual sayur yang menggunakan sepeda motor meskipun sama-sama berangkat pagi. 

Penghasilannya pun sering kali tak mencukupi kebutuhan sehari-hari. Tidak mampu beli beras, Bu Cicih dan anaknya sering makan seadanya.

Bahkan, Bu Cicih bercerita betapa sedih dan merasa bersalahnya beliau karena sang anak terpaksa berhenti sekolah dikarenakan masalah biaya.

Bu Cicih tidak berharap yang besar-besar, ia hajya berharap bisa berjualan dari rumah dan menabung agar anaknya bisa kembali bersekolah.

Teman-temanku yang dermawan, sedikit rupiah yang kamu sisihkan bisa bantu sekolahkan kembali 1 anak. Yuk kita bantu Bu Cicih wujudkan impiannya!

Mengapa donasi di Sajiwa Foundation? 

1. Pendampingan yang dilakukan merupakan bentuk Integrasi Kebutuhan Material dan Non Material
2. Memiliki Objektif pendampingan SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-Bound) yang disusun berdasarkan asesmen kebutuhan penerima manfaat.
3. Dijalankan dengan prinsip pertemanan yang menyenangkan.
4. Sajiwa Foundation terdaftar dan diawasi oleh Kemenkumham, Dinsos Kota Bandung dan Dinsos Jawa Barat. 
5. Setiap bulan Sajiwa Foundation melaporkan Aktivitas Program dan Laporan Keuangan bulanan di laman website.