“Suka gak ada yang mau beli dagangan bapa, makannya ini masih nyisa banyak kang. Kebanyakan karena takut lihat muka bapa atau takut ketularan penyakit ini. Padahal penyakitnya engga nular sama sekali, bapa cuma ingin cari uang buat anak bisa sekolah lagi dan bawa berobat supaya bisa sembuh..” Lirih Pak Osid

Bahu tegar Pak Osid dipaksa menelan tatapan jijik serta caci maki dari pembelinya. Padahal Pak Osid sendiri yakin seratus persen cakwe yang dijualnya bersih dan tidak menularkan penyakit. 

Ditambah lagi Pak Osid juga harus menerima cobaan bahwa kondisi anaknya sangat memprihatinkan. Tulang punggungnya menonjol keluar, kian hari kian membesar. Ungkap anaknya, 

“Awalnya benjolan tulang ini kecil ka, tapi makin sini makin besar. Ini gara-gara dulu pas main jatuh terus engga di obatin karena ga punya biaya. Sampe sekarang kadang masih suka kerasa sakitnya, tapi kalo sakit paling di kompres air anget aja sama ibu..”

Karena tak miliki biaya juga, anaknya terpaksa harus putus sekolah, padahal seharusnya kini ia sedang duduk di bangku SMA bersama teman-teman sebayanya. 

Saat kami mengunjungi rumahnya pun kondisinya sangat memprihatinkan. Dinding rumahnya hanya ditutupi dengan triplek bekas yang bolong-bolong, sementara sisanya hanya ditutupi dengan kain tipis. Saat hujan turun, rumahnya seringkali bocor bahkan banjir. 

TemanKebaikan begitu keras hidup yang dihadapi Pak Osid dan keluarganya. Mari kita sama-sama ringankan bebannya yuk!

Mengapa donasi di Sajiwa Foundation? 

1. Pendampingan yang dilakukan merupakan bentuk Integrasi Kebutuhan Material dan Non Material
2. Memiliki Objektif pendampingan SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-Bound) yang disusun berdasarkan asesmen kebutuhan penerima manfaat.
3. Dijalankan dengan prinsip pertemanan yang menyenangkan.
4. Sajiwa Foundation terdaftar dan diawasi oleh Kemenkumham, Dinsos Kota Bandung dan Dinsos Jawa Barat. 
5. Setiap bulan Sajiwa Foundation melaporkan Aktivitas Program dan Laporan Keuangan bulanan di laman website.