Mbah Kinah adalah seorang yang telah menjalani 70 tahun hidupnya di daerah pelosok, tempat di mana kehidupan serba sederhana dan nafkah harus diraih dengan perjuangan tiada henti. Setiap hari, ia menciptakan keindahan dari tikar anyamannya dengan tenaga dan keuletan yang semakin tergerus oleh usia.

Meski terus berjuang untuk bertahan hidup, hati Mbah Kinah selalu penuh dengan keinginan untuk menyempurnakan ibadahnya. Namun, kondisi alat ibadah yang lusuh dan tak layak pakai membuatnya merasa malu di hadapan Sang Pencipta. Rasanya tak pantas bagi Mbah Kinah untuk bersujud dengan menggunakan mukena yang telah lusuh dan robek.

Mbah Kinah sering kali duduk bersimpuh di ruang kecilnya, merenungkan nasibnya. Di antara tikar anyaman yang belum terjual, ia memohon kepada Sang Pencipta untuk memberinya rezeki yang cukup untuk membeli mukena dan alat ibadah lainnya yang layak.

Tiap tetes keringat yang jatuh dari wajahnya menjadi doa yang tak terucap, doa untuk kesempatan yang lebih baik. Setiap pagi, sebelum matahari menyinari daerah pelosok tempat tinggalnya, Mbah Kinah bangun dengan tekad yang sama: untuk terus berjuang, tidak hanya mencari nafkah bagi dirinya sendiri, tetapi juga untuk menyempurnakan ibadahnya di hadapan Sang Pencipta.

Meski hidupnya penuh dengan keterbatasan dan kesulitan, Mbah Kinah tetap teguh dalam keyakinannya bahwa Allah akan memberinya jalan keluar. Dan di dalam hatinya, tetap berkobar api keinginan untuk bisa mempersembahkan ibadah yang terbaik di hadapan-Nya.

Melihat kisah pilunya, ternyata masih banyak dhuafa yang memerlukan ulur tangan untuk bisa menyempurnakan ibadah wajibnya. #TemanBaik, berbagi mukena adalah ladang pahala bagi kita dalam mencari keberkahan harta. Mbah Kinah dan para lansia dhuafa hanya memiliki 1 impian, yaitu menutupi aurat dengan mukena bersih nan suci untuk beribadah dengan cara: 

(1) Klik “DONASI SEKARANG”

(2) Masukan nominal donasi

(3) Pilih metode pembayaran

(4) Klik “DONASI” dan ikuti langkah selanjutnya