Sharing Happiness
  • Donasi
  • Zakat
    • Zakat Penghasilan
    • Zakat Perdagangan
    • Zakat Emas
    • Zakat Simpanan
  • Infaq
  • Wakaf
Masuk atau Daftar
Pemberitahuan
  • Lihat semua
  • Lihat Semuanya
  • Lihat semua
Home
Donasi
Zakat
Infaq
Wakaf
Masuk
Pusat Bantuan
Tentang Kami
Sedekah untuk Masa Depan Anak-Anak Dhuafa - 18663

Sedekah untuk Masa Depan Anak-Anak Dhuafa

Rp 120.000
terkumpul dari target Rp 50.000.000
0% tercapai
Global Sedekah Movement
CAMPAIGN TELAH BERAKHIR
Bantu sebarkan via :
SHARES
  • Detail
  • Info Terbaru
  • Donatur 3
  • Fundraiser

Anak-anak yang hebat seringkali tumbuh dengan tekad dan semangat yang luar biasa. Mereka tidak hanya pintar dan penuh potensi, tetapi juga selalu berusaha keras membantu kedua orang tuanya, meskipun dalam keterbatasan.

“Kecimpring-kecimpring….!, kecimpring 1 kantong 5ribu….!”-teriak Hadi

Hadi (9 thn) anak hebat, ketika umur 2 bulan sudah ditinggalkan sang ayah selama lamanya. Ia belum pernah sama sekali melihat fisik sang ayah, dan sekarang hanya hidup berdua bersama sang Ibu.

Hadi setiap hari berangkat ke sekolah jalan kaki dengan waktu tempuh 30 menit, berangkat jam 6 pagi dan sampai ke sekolah jam 07:30. Tidak seperti anak pada umumnya pulang sekolah langsung pergi main. Hadi justru harus berjualan kecimpring untuk bekal besok ke sekolah.

“Aku kalo pulang sekolah suka sambil jualan, sekalian ke arah rumah, jalan sendiri siang hari, kadang suka istirahat dulu di pinggir jalan karna cape. Aku kerumah paling suka bawa uang 10rb, pernah juga ga dapet uang”-ucap hadi

Sesampainya di rumah, Ia bergegas untuk pergi mengaji. Setelah pulang dari mengaji, terkadang hadi ikut kerja Bersama ibunya.

Bu Enung (47th) Sehari hari hanya bekerja serabutan, seperti mengambil rumput dan menanam padi. sekali kerja Bu Enung hanya dapat upah 40rb dan itu harus cukup sampai Bu Enung dapat pekerjaan lagi.

“Ibu suka sedih liat hadi jalan kaki ke sekolah, liat anak anak lain berangkat sekolah pake motor di anterin orang tuanya, walaupun pake motor ikut tetangganya dan harus bayar”-ucap sang ibu

Bu Enung sangat salut kepada anaknya Hadi, Ia anak yang sholeh, nurut, suka bantu bantu di rumah, yang bikin ibu terharu kalo Hadi ke bangun Subuh terus langsung berangkat ngaji tanpa harus di bangunkan lagi.


Adapun kisah dari Nurul Hikmah berusia 8 tahun, ia duduk di bangku kelas 2 Sekolah Dasar. Ibu Nurul sudah meninggal ketika Nurul berusia 3 tahun. Sekarang Nurul tinggal bersama neneknya yang berusia 75 tahun di sebuah rumah panggung kecil di tengah hutan.

Rumah Nurul hanya berdinding kayu yang sudah lapuk, bahkan dinding dapurnya hanya ditutupi satu lembar terpal. Sulitnya akses jalan dan tidak adanya biaya menyebabkan rumahnya belum bisa dialiri listrik, bahkan untuk mandi pun Nurul harus bolak balik mengambil air ke sungai yang jaraknya cukup jauh, sedangkan untuk sekedar mencuci piring biasanya ia memanfaatkan aliran air sawah di belakang rumahnya.

Di usianya yang masih belia, Nurul harus mengurus neneknya yang sudah tidak bisa melihat. Dari mulai menyiapkan makan, mengerjakan pekerjaan rumah dan membantu aktivitas sehari hari neneknya.

Untuk membantu memenuhi kebutuhan sehari hari, setiap pagi nurul berangkat ke sekolah sambil membawa sekotak gorengan yang dia ambil dari orang lain untuk dijual di sekolah. Keuntungan yang didapat dari berjualan hanya 20 ribu per hari, itupun jika gorengan habis terjual.

“pengen ngebanggain orang tua, pengen masuk pesantren jadi qori” ujar Nurul.


Terakhir ada cerita dari Hafidz Andiansyah (9 thn), tak ada rasa lelah yang ia rasakan, semua ini ia lakukan agar kebutuhan keluarganya tercukupi, tak ada waktu bersantai seperti anak lainnya.

Bagi Hafidz waktu adalah uang, ia harus belajar, mencari uang dan merawat sang ayah. Meski masih duduk di bangku kelas 5 sekolah dasar, Hafidz sudah harus berjuang untuk keluarga.

Saat teman-teman seusianya pulang sekolah, belajar dan bermain, ia harus mencari nafkah membantu kedua orang tuanya. Ia keliling kampung menyusuri gang menjajakan gorengan dan snack di atas kepala. 

Kadang ia harus belajar di pinggir jalan sambil menunggu orang yang lewat untuk membeli. Setelah selesai sekolah ia pulang kerumah, membantu keperluan sang Ayah, Pak Udin.

Sedangkan sang ibu bekerja sebagai buruh cuci keliling, menawarkan jasanya ke tetangga sekitar. Semua kerja keras Hafidz demi keluarga tercinta, ia ingin sang ayah bisa terus berobat dan sembuh.

"Kasian Ibu, harus kerja sendiri, Hafidz harus bantu ibu untuk makan sehari hari dan berobat Ayah" – kata Hafidz.

Ayah Hafidz, Pak Udin beberapa tahun silam mengalami kecelakaan, ia terjatuh dari pohon ketinggian 15 meter. Akibat kecelakaan itu, Pak Udin mengalami kelumpuhan total.

Tapi alhamdulillah, setelah menjalani berbagai pengobatan, saat ini kondisinya sudah membaik. Beliau sudah bisa duduk dan berdiri, berjalan tertatih tatih meskipun harus dibantu.

Hasil jual cemilannya hanya 10 ribu, begitu juga penghasilan sang ibu tidak menentu. 25-50 ribu jika ada yang menggunakan jasanya, padahal pak Udin harus menjalani terapi rutin.

“Saya sedih Hafidz dan istri saya harus banting tulang memenuhi kebutuhan sehari hari dan mencari biaya untuk terapi saya. Saya pasti bisa sembuh agar bisa bekerja lagi" ujarnya.


Sahabat Kebaikan mari kita bersama-sama memberikan dukungan kepada anak-anak hebat ini. Mereka memiliki potensi besar yang hanya membutuhkan kesempatan untuk berkembang. Dengan membantu mereka melanjutkan pendidikan, kita bukan hanya memberikan mereka akses ke ilmu, tetapi juga memberi mereka harapan dan peluang untuk mewujudkan impian mereka, sekaligus meringankan beban orang tua yang telah berjuang keras.

Disclaimer: Donasi yang terkumpul akan digunakan untuk Program Pendidikan anak-anak dhuafa. Serta akan digunakan untuk implementasi program dan penerima manfaat lainnya yang membutuhkan dibawah naungan Yayasan Global Sedekah Movement.




Disclaimer : SharingHappiness.org tidak mewakili dan tidak bertanggung jawab atas segala bentuk informasi pada halaman campaign ini, karena informasi di atas sepenuhnya milik campaigner (penggalang dana).
Campaign ini belum memiliki info terbaru
  • donatur-image

Galang Dana sebagai Fundraiser

Jadi Fundraiser

Sedekah untuk Masa Depan Anak-Anak Dhuafa

Jl Sadang Tengah No 21
Global Sedekah Movement
Rp 120.000
terkumpul dari target Rp 50.000.000
0% tercapai
Bantu sebarkan via :
SHARES
Campaign ini mencurigakan? Laporkan
Mau galang dana online seperti ini? Gratis!
Embed Code
<iframe src="https://email.sharinghappiness.org/embed/sedekahpendidikan" frameborder="0" width="100%" height="300"> </iframe>

Selamat campaignmu sudah live dan siap menerima donasi

Ajak teman dan keluarga untuk berdonasi dengan membagikan link dibawah ini

Copy

atau share via

facebook whatsapp

SharingHappiness.org

  • Syarat & Ketentuan
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Tim Kami

Donasi

  • Cara Donasi
  • FAQ

Program

  • Galang Dana
  • Campaign
  • Zakat

Yayasan Berbagi Bahagia

Jl. Jati Indah V No. 5 RT 10 RW 11
Kel. Gumuruh, Kec. Batununggal,
Kota Bandung, Jawa Barat 40275

SH Logo
© 2015-2025, Sharing Happiness All Reserved