“Zian, sabar dulu ya, Nak... Ayah belum punya cukup uang untuk bawa kamu operasi ke Jakarta. Maaf ya, kamu harus menahan sakit ini lebih lama lagi,” ucap Ayah Zian lirih.

Kelainan pada lidah Zian mulai tampak hanya beberapa bulan setelah ia lahir. Awalnya terlihat seperti benjolan kecil, namun segalanya berubah saat suatu hari sang Ibu mencoba menyuapinya, dan tiba-tiba darah mengucur deras dari bawah lidahnya.

Duka yang tak tergambarkan menyelimuti hati Ayah dan Ibu Zian. Anak mereka, yang masih bayi, divonis mengidap tumor lidah. Seiring pertumbuhannya, tumor itu bukannya mengecil, melainkan justru membesar hingga keluar dari mulutnya. Dari bawah lidahnya, nanah dan darah seringkali mengalir, membuat Zian semakin lemah.

Karena perdarahan yang terus-menerus, Zian sudah berkali-kali harus menerima transfusi darah. Di usianya yang baru satu tahun, tubuh kecilnya telah terlalu sering bersentuhan dengan jarum suntik dan infus.

Yang lebih mengkhawatirkan, tumor itu kini mulai mengganggu saluran pernapasannya. Zian harus menjalani prosedur trakeostomi, sebuah lubang di leher untuk memasang alat bantu napas karena jalur napasnya hampir tertutup oleh tumor.

Ayah dan Ibu Zian telah berjuang sekuat tenaga. Namun penghasilan Ayah yang bekerja serabutan dengan upah tak menentu, membuat biaya operasi yang mencapai ratusan juta rupiah terasa begitu berat untuk mereka capai.

Sahabat, jangan biarkan Zian terus menahan sakit. Bantu Zian agar bisa segera menjalani operasi sebelum tumor menyebar dan membahayakan nyawanya. Mari ulurkan tangan untuk meringankan beban keluarga kecil ini.