
Di Ujung Lelah Pasangan Lansia 30th Berjuang
terkumpul dari target Rp 100.000.000
Di usia yang tak lagi muda, Mbah Maskon, seorang lansia produktif dari Bojonegoro, masih harus mengayunkan langkah kaki sejauh lebih dari 10 kilometer setiap hari demi mencari rezeki. Bersama istrinya yang setia menemani, beliau berjualan sukun rebus dari kampung ke kampung hingga ke pasar.
Meski fisik mereka telah renta, namun hidup memaksa mereka untuk terus berjalan.
Usia renta, tapi masih memikul beban berat
Di usia lanjut, harus berjalan kaki sejauh itu dengan membawa dagangan tentu bukan perkara mudah. Lutut yang melemah, napas yang semakin pendek, dan tubuh yang sering kali gemetar tak membuatnya berhenti—karena hanya itu harapan hidup mereka.
Hidup berdua, sebatang kara dan Tidak ada anak, tidak ada keluarga yang menopang. Hanya suami-istri lansia saling menjaga agar bisa bertahan hidup sehari lagi.
Penghasilan sangat minim, Dalam sehari dagangan mereka terkadang hanya laku 10–20 ribu rupiah, jumlah yang bahkan hanya cukup untuk makan berdua. Tidak ada tabungan, tidak ada jaminan hari tua.
Pernah tertipu dan dirugikan, Beberapa kali dagangannya dibawa orang tanpa membayar sepeser pun. Pernah pula Mbah Maskon dijanjikan keuntungan lalu diminta DP 200 ribu, namun orang itu lenyap tak pernah kembali. Uang sejumlah itu bagi mereka adalah harta besar—hasil jerih payah berhari-hari—namun hilang begitu saja.
Beban fisik dan emosional yang menumpuk, Mbah Maskon dan sang istri Kurang tidur karena harus memasak sejak jam 1 pagi, lalu seharian berjalan jauh. Tubuh lelah, hati pun lelah, tetapi kebutuhan hidup tak memberi mereka pilihan.
#Temanberbagi, Sekecil apa pun donasi Anda, sangat berarti untuk meringankan langkah yang sudah terlalu sering lelah ini.
Di Ujung Lelah Pasangan Lansia 30th Berjuang
terkumpul dari target Rp 100.000.000
